Menanti Bupati Definitif Pidie Jaya

Masyarakat Pidie Jaya sudah memberikan pilihan pada Sabtu (25/10), yaitu dengan memilih kandidat bupati/wakil bupati yang menurut mereka layak untuk dipilih. Pun begitu, hasil penghitungan sementara yang dilakukan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie Jaya, belum ada kandidat yang berhasil mengantongi jumlah suara 30 persen dan berhak menjadi pemenang Pilkada. Karena itu, untuk menentukan siapa yang berhak menduduki kursi nomor satu di Pidie Jaya harus ditentukan lagi pada Pilkada Putaran kedua, seperti di Subulussalam.


Berdasarkan rekapitulasi data yang diperoleh Harian Aceh dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie Jaya, Minggu (26/10) sekira pukul 18.00 WIB. Dari total 68.619 suara sah yang telah masuk ke KIP, pasangan Yusri “Melon” Yusuf-Muhammad AR memperoleh 16.927 (24,67%), Gade Salam-Yusuf Ibrahim memperoleh 16.452 (23,98%). Ihsanuddin. MZ, SE–Drs. Ratmi Abdullah, M.Si, 12.622 (18,39 persen), Drs. Tgk.Nasruddin–Drs. Ridwan M. Ali, 7.524 (10,96 persen), Said Muhammad–H. Irsyadullah, SE, 5.173 (7,54 persen), Munawar Ibrahim. T,SKP. MPH–H. Asim Saleh, 4.900 (7,14 persen), Ishak Syakubat, SE–H. Munirwan M. Alamy, S.Ag, 1.906 (2,78 persen), Ir. Kasai Muhammad Ali–Tgk Jamaluddin, S.Pd, 1.671 (2,44 persen), Mahdi A. Samad–Tgk. Hamdan M. Daud, 762 (1,11 persen) dan Dra. Hj. Kartini Mayelly, M.Si – Drs. Aziz Hamzah, M.Hum, 682 (0,99 persen)
Melihat perolehan suara masing-masing kandidat, tidak akan banyak terjadi perubahan pada posisi urutan pertama, kedua dan ketiga. Sebab, jumlah suara yang masuk ke KIP sudah mendekati 100 persen dari jumlah pemilih dengan total 90.662 pemilih. Dari posisi tersebut, masyarakat sudah bisa memastikan siapa yang bakal melaju ke putaran kedua.

Apapun hasil akhirnya, pilihan tersebut harus diterima dengan lapang dada, terutama oleh kandidat yang tidak mencukupi suara untuk bertarung lagi pada putaran kedua. Itulah hasil pilihan rakyat melalui mekanisme yang ‘cukup’ demokratis. Dukungan rakyat tentang siapa yang berhak dan tak berhak, mestilah harus diuji di arena publik, seperti Pilkada. Dalam Pilkada-lah terlihat, siapa yang dipercaya oleh masyarakat atau tidak. Pun begitu, yang tidak terpilih atau tidak mencukupi suara bukan berarti mereka tidak dipercaya, melainkan kepercayaan tersebut masih kurang.

Kita sedikit lega, karena hingga sekarang ini, kita belum mendengar suara-suara protes dari para kandidat yang tidak puas atas hasil penghitungan sementara. Kita berharap, sampai proses selesai, tidak ada aksi anarkis yang bisa mencederai Pilkada Damai yang sudah diikrarkan sebelumnya. Kita meminta agar komitmen tersebut harus tetap dipegang dan dilaksanakan. Sebab, kesetiaan pada janji dan komitmen bukan dinilai sebelum proses ini berlangsung atau saat kampanye saja, melainkan juga setelah hari pencoblosan berlangsung sampai penghitungan suara usai. Jika saat Kampanye masing-masing kandidat masih mampu menahan diri dan tidak memprovokasi pendukung untuk menyerang pendukung kandidat lain, maka selagi penghitungan suara dilakukan, komitmen untuk menghormati pilihan rakyat harus tetap dipegang.

Masing-masing kandidat harus kembali kepada komitmen awal, siap menang dan siap kalah. Pun begitu, kepada yang menang atau mendapatkan kesempatan bertarung kembali pada putaran selanjutnya tidak boleh mengurut dada dan menjadi tinggi hati, begitu juga untuk kandidat yang harus tersinggir dari arena, harus menerima, meski pahit. Toh, dalam sistem demokrasi yang bernama Pilkada tersebut, tidak semua kandidat harus menang dan menjadi pemimpin. Sebab, hanya satu kandidat saja yang nantinya memimpin Pidie Jaya.

Karena yang lebih penting bukanlah siapa yang memenangi Pilkada, melainkan, bagaimana janji-janji politik yang sudah disampaikan saat kampanye atau tertuang dalam visi dan misi harus dilaksanakan. Sebagai Kabupaten baru, Pidie Jaya haruslah dituntun untuk lebih maju dari Kabupaten Induk, dan masyarakatnya haruslah lebih sejahtera. Komitmen tersebut yang harus selalu ada, siapapun nantinya yang terpilih. Sebab, hingga kini, masyarakat Pidie Jaya masih harus menanti hadirnya sosok Bupati definitif. (HA 271008)


Post a Comment

Previous Post Next Post