Mbah Surip ‘Tak Mati’

Tak gendong kemana-mana, tak gendong kemana-mana…Nyanyian itu terus bergema dari penyanyi berambut gimbal itu yang mirip Bob Marley. Di atas panggung, di jalanan atau di dalam penampilannya di televisi, tak hentinya-hentinya, pria bernama lengkap Urip Ariyanto bernyanyi. Banyak orang tertawa geli mendengarnya, namun semua orang suka karena lagu itu sangat kocak, se-kocak orangnya.

Sejak lagu Tak Gendong jadi lagu hit dan ring back tone (RBT) yang paling banyak diaktivasi pengguna seluler, popularitas Mbah Surip meroket. Hampir tak ada orang di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai orang tua yang tak mengenal namanya. Infotainment juga tak henti-hentinya mengupas sosok yang banyak menghabiskan waktu ‘ngamen’ di jalanan ini.

Sejak Tak Gendong jadi hit, pria sederhana ini mendadak jadi orang kaya baru (OKB) dan ingin membeli pesawat pribadi bekas. Uangnya melimpah. Dari royalti RBT, Mbah Surip dilaporkan mendapatkan Rp4,5 miliar. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran artis yang baru populer. Banyak pihak menaksir, kekayaan Mbah Surip akan terus bertambah seiring semakin banyak orang yang menggunakan RBT dari liriknya tersebut.

Berita kematian Mbah Surip, yang meninggal dunia Selasa (4/8) di Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes) TNI AD di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur, segera bikin heboh. Banyak orang antara percaya dan tidak. Jagat Facebook, Twitter dan pemberitaan di TV dipenuhi dengan berita kematian pria 62 tahun itu. Sampai-sampai, berita Mbah Surip di mesin pencari google, di twitter, facebook dan sejumlah situs jarring sosial, mengalahkan Micheal Jackson, Manohara atau kematian mantan Presiden Philipina, Corozon Aquino.

Malah, yang mengejutkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai harus menggelar jumpa pers khusus untuk mengucapkan belasungkawa atas kematian mbah surip. “Kita mengenal beliau seorang seniman yang sederhana yang mencurahkan hidupnya untuk mengembangkan seni dengan cara-cara yang beliau pilih. Saya berharap paguyuban music ataupun barangkali pemerintah daerah ikut membantu pemakaman beliau, memberikan bantuan yang diperlukan,” ujar Presiden di halaman depan kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Apakah kematiannya mengejutkan? Tentu saja. Tapi seperti ditulis Kompas (Rabu, 5/8), pada hari meninggalnya Mbah Surip, Selasa, sekitar pukul 11.00, Boy Utrit, Sopir Kampung Artis, tempat Mbah Surip selama ini menetap, dikuburkan. Boy Utrit sudah seperti sopir pribadi Mbah Surip yang selalu menemani jadwal manggungnya, dari satu panggung ke panggung lainnya di Jakarta. Benarkah nasib mereka sudah disatukan, tak boleh berpisah? Entahlah…itulah rahasia Tuhan.

Tapi yang pasti, dari kisah hidupnya, Mbah Surip pernah diberitakan mati suri dan dimakamkan di Kampung halamannya, Mojokerto, Jawa Timur. Setelah kejadian tersebut, Mbah Surip mengalami masalah pada daya ingatnya.

Sosoknya benar-benar aneh. Mbah Surip jarang minum air putih. Lebih banyak minum kopi hitam dengan sedikit manis, saat sebelum atau sesudah makan. Akibatnya, Mbah Surip sering disebut manusia luwak.

Setelah berbagai kejadian dan pengalaman hidupnya, Mbah Surip menapaki karir tertinggi dalam hidupnya, sebagai penyanyi ngetop dan lirik lagunya dinyanyikan dimana-mana. Di akhirnya hayatnya, Mbah Surip benar-benar ngetop dan jadi orang yang sangat terkenal.

Namun, jangan-jangan, kematian Mbah Surip hanya adegan saja, pasalnya dulu dalam sebuah pementasan, Mbah Surip pernah juga pingsan, meski penonton melihatnya sebagai acting. Bukankah ada kemungkinan, Mbah Surip belajar dari kematian Micheal Jackson, yang membuat orang kembali mencari lagu-lagunya yang lama. Meski meninggal, tapi popularitas Jacko malah meroket. Bisa jadi, Mbah Surip sedang belajar acting agar semakin tambah populer.

Bagi kita, Mbah Surip mungkin tidak meninggal, karena namanya akan terus dikenang, terutama lewat lagu-lagunya. Karena, bagi orang yang pernah dicatat dalam hati, kematian tak dipahami sebagai berpisah nyawa dari tubuh atau dimakamkan. Mbah Surip akan abadi, selama orang mencatat, menyanyi dan menulis tentangnya separti yang kita lakukan ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post