Redaksi Harian Aceh:
Kronologis Pemukulan Ahmadi, Wartawan Harian Aceh di Simeulu

Berita “Illegal Logging Marak di Simeuleu” yang isinya soal pembalakan liar di kawasan Pegunungan Desa Serafon, Kecamatan Alafan, Simeulue Barat dan Teluk dalam dan dimuat di Harian Aceh, edisi Jumat 21 Mei 2010 di halaman 14 (Rubrik Daerah) berbuntut pemanggilan dan pemukulan Ahmadi, wartawan Harian Aceh di Simeulue, oleh pihak Pasie Intel Kodim 0115 Simeulue, Lettu Inf. Faisal Amin. Untuk advokasi, berikut Harian Aceh membuat kronologis berdasarkan keterangan dari Ahmadi

Jumat, Jam 09.30 WIB
Sebelum Ahmadi datang ke Makodim, Pasi Intel Kodim Lettu Inf. Faisal Amin terlebih dulu sudah menelepon Ahmadi yang sedang duduk di warung kopi agar menghadap dia di Makodim. Ahmadi (wartawan Harian Aceh) bersama Mohd Aziz (wartawan News Investigasi Medan) datang ke Makodim, karena mereka berdua yang ikut bersama-sama meliput kasus illegal logging di Kecamatan Alafan, sekitar 40 KM utara Sinabang, ibukota Simeulue.
Kemudian melalui unit Intel Kodim, Kardian, yang mengiringi Ahmadi ke Makodim....membawa Ahmadi ke lapangan tembak atas perintah dari Pasi Intel Lettu Faisal Amin. 

Sementara Mohd Aziz dipisahkan dari Ahmadi, dan diminta pulang. “Saya tidak ada urusan dengan Aziz, saya punya urusan dengan Ahmadi,” kata Pasi Intel Lettu Faisal.

Ahmadi kemudian dibawa ke lapangan tembak yang berada di belakang Makodim. Merasa dirinya tidak tahu atas urusan apa dipanggil, Ahmadi mencoba bertanya, “Ada urusan apa, Bang?” Pertanyaan itu bukannya dijawab, tapi malah Pasi Intel mengambil Hp yang dipegang Ahmadi. “Apa kamu mau merekam saya?” tanya Pasi Intel Faisal murka. Setelah diambil, Hp Ahmadi itu kemudian dibuang ke parit yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tak hanya itu, Tas milik Ahmadi yang berisi laptop juga diambil dan dibuang ke jalan.

Saat mengambil Hp Ahmadi, Pasi Intel mencabut pistol. Entah untuk menakuti atau apa, Pasi Intel itu kemudian menembakkan pistol ke arah ban yang dipasang di lapangan tembak, yang biasanya digunakan sebagai objek latihan. Dengan nada membentak, Pasi Intel itu memaki-maki Ahmadi dengan kata-kata kasar. (Ahmadi tak ingat lagi apa saja yang dikatakan Pasi kecuali kamu pembohong, penipu).

“Kamu pembohong, kamu penipu,” “Kamu sudah tiga kali mempermalukan saya. Saya bilang jangan dimuat, tapi kamu muat juga,” kata Pasi Intel.

Selesai mengatakan itu, Lettu Faisal menyikut Ahmadi hingga mengenai wajah dan gigi (mulut) serta dipukul di bagian muka.
“Akan saya bunuh keluarga kamu jika berita itu tidak kamu ralat,” ancam Pasi Intel. Selesai itu, Pasi intel melepaskan tembakan untuk kedua kalinya, dan sekali cukup dekat dengan Ahmad. Saat itu, Ahmadi diminta membuka baju dan celana. Namun, Ahmadi tidak mau membuka celana.

Saat Ahmadi diinterogasi di lapangan tembak itu, di sana ada seorang anggota Provost. Si Pasi Intel kemudian meminta si Provost agar mengusir Mohd Azis (teman Ahmadi). “Kamu usir si wartawan satu lagi?” perintah Faisal ke Provost.

Selesai di situ, Ahmadi di antar Kardian (anggota Unit Intel Kodim) keluar dari lapangan tembak. Saat mengantar itu, Kardian menyarankan Ahmadi agar melapor langsung ke Dandim dan Pangdam (Tapi kata Ahmadi, si Kardian minta agar dia tak dilibatkan karena juga bisa membuat dirinya terancam). Menurut Ahmadi, bisa jadi si Kardian kasihan dan ingin menolong Ahmadi. Karena hubungan mereka selama ini dengan pihak Kodim sangat baik.

Dari Kodim, sekitar jam 13.00 WIB Ahmadi melaporkan kasus pemukulan dirinya ke Polres Simeulue termasuk meminta surat keterangan agar bisa melakukan visum. Saat melaporkan ke Polres, Ahmadi menjumpai Wakapolres Kompol Azas Siagian, dan diarahkan menjumpai bagian KSPK (Kepala Sentral Pelayanan Kepolisian) Polres Simeulue.

Selesai di Polres, Ahmadi shalat Jumat. Dan jam 16.00 WIB Ahmadi pergi ke Rumah Sakit untuk melakukan visum dengan dengan diantar anggota Polres. Di Rumah Sakit Ahmadi dirontgen dan diperiksa, hingga jam 18.00. Menurut keterangan orang rumah sakit, kata Ahmadi, hasil visum baru keluar hari Senin (24/5) mendatang.

Saat mereka berada di Rumah Sakit, anggota dari Unit Intel Kodim (namanya tidak diketahui) menelepon Mohd Aziz (teman Ahmadi) dan menanyakan sedang dimana dan soal Ahmadi. “Mana Ahmadi?” tanya anggota unit intel.

“Saya tidak tahu, bang?” jawab Mohd Aziz.
“Kamu dimana sekarang?” tanya anggota lagi. “Saya di Rumah Sakit,” jawab Aziz. “Ngapain kamu di Rumah Sakit?” anggota intel bertanya lagi. “Sepupu saya ada yang sakit,” jawabnya.

Kondisi terakhir Ahmadi trauma berat. Wajahnya bengkak dan dadanya lembam. Agar tidak terjadi sesuatu, Ahmadi mengungsikan keluarganya ke tempat famili. Menurut Ahmadi, Wakapolres menawarkan Ahmadi agar menginap di komplek Polres. Tapi, Ahmadi menolaknya.

Info terakhir: Dandim 0115 Simeuleu menelepon Ahmadi, dan atas nama keluarga besar TNI meminta maaf. Dandim juga menjamin keselamatan Ahmadi dan keluarga. Selain itu, Kodim 0115 menempatkan seorang anggota TNI di rumah Ahmadi untuk pengamanan.

Sementara itu istri Ahmadi mengaku masih was-was, namun sudah agak tenang karena ada jaminan dari Dandim soal keselamatan. Pihak redaksi Harian Aceh atas saran dan dukungan beberapa kawan jurnalis dan NGO berencana mengevakuasi Ahmadi keluar dari Simeulue, tapi Ahmadi meminta bersabar, apalagi pihak Kodim sudah menjamin keselamatan.

----------note: informasi terakhir Pasi Intel Faisal Amin sudah diamankan POM AD dan dibawa ke Meulaboh (Korem TU Umar)

Sekedar Informasi
Berikut ini kami juga melampirkan foto-foto Letnan Kolonel Wirana Prasetya Budi, Dandim 0115 Simeuleu, yang anak buahnya diduga terlibat illegal logging. Selain itu, kami juga menginformasikan sedikit informasi tentang Kodim 0115 Simeulue dari masukan dan informasi yang kami dapatkan dari sejumlah sumber, semoga bermanfaat.

Letkol Wirana Prasetya Budi
Wirana adalah seorang penggemar tenis. Dia suka main tenis. Dia pernah jadi Kasi Pers Korem Lilawangsa. Kasus penganiayaan pada Ahmadi adalah kasus kesekian kali yang dilakukan intel Kodim Simeuleu. Maret 2009 lalu mereka juga memukul Maulidsyah, 30, warga Air Dingin Simeulue, yang berada si sebuah warung kopi dekat kantor Bupati, Kamis 12 Maret 2009 tanpa alasan yang jelas. Saat itu, Danintel Lettu Inf Izar dicopot dari jabatan.
Wirana adalah komandan pertama Batalyon Infanteri 114/Satria Musara, yang dibentuk 6 Desember 2004, oleh Kodam Iskandar Muda. Ia diresmikan oleh KSAD Ryamizard Ryacudu.

Ia bermarkas di Rembele, Kabupaten Bener Meriah, memiliki 5 kompi senapan yang tersebar di wilayah Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah dan Aceh Tengah. Menurut situs TNI, batalyon ini dilahirkan sebagai satuan tempur terbaik di wilayah Kodam Iskandar Muda.

Letnan Kolonel Wirana Prasetya juga harus terus dipantau soal proses hukum yang ditegakkan terhadap anak buahnya.

Tuntutan Harian Aceh
Kita di Harian Aceh sudah komit untuk memantau terus proses hukum terhadap tersangka Lettu Inf. Faisal Amin yang bertindak semena-mena dan melecehkan profesi wartawan.

Pandam Iskandar Muda selaku penanggung jawab militer di Aceh perlu mengambil tindakan tegas terhadap anak buahnya, terutama yang bertindak sewenang-wenang. Kasus pemukulan Ahmadi merupakan kasus kedua yang dilakukan oleh pihak Kodim 0115 Simeulue. Karena itu, kita meminta ketegasan Pangdam untuk mencopot Dandim Simeulue agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Selain itu, kita meminta petinggi militer menerapkan disiplin terhadap bawahannya terutama soal penggunaan senjata. Karena penggunaan senjata terhadap warga dan wartawan yang tidak bersenjata tidak dibenarkan dan hanya menunjukkan arogansi militer terhadap masyarakat sipil.


Banda Aceh, Jumat 21 Mei 2010

Ariadi B. Jangka                                   Taufik Al Mubarak
Pemred Harian Aceh                         Redpel Harian Aceh
Hp: 081360447748                           Hp: 081269070474
e-mail: redaksi@harian-aceh.com


Post a Comment

Previous Post Next Post