Pembaca kami yang budiman!
Kami paham, anda sangat menanti kehadiran media ini. Kami juga paham, karena media yang anda nanti-nantikan tak lekas terbit. Lalu, anda kecewa. Muncul di benak anda, apakah SUWA tak terbit lagi? Pertanyaan seperti itu yang selama ini terus sampai ke hadapan kami, para kru SUWA.
Kami mohon, telah membuat anda, pembaca kami kecewa. Tapi, itu sama sekali tidak kami sengaja. Seperti sering kami sampaikan, bahwa tak semua awak SUWA focus kerja untuk SUWA, sebagian malah punya kesibukan sendiri-sendiri. Karena, saat media ini terbit sebelumnya, kami tak merangkul orang lain. Kami menggunakan orang dalam. Jadi, wajar jika mereka tak bisa focus untuk media ini.
Padahal, kami sudah komitmen untuk memanjakan pembaca kami. Tapi, apa boleh buat, kami belum bisa. Dengan keterbatasan SDM yang kami miliki, kami sangat kewalahan. Namun, itu bukan alasan satu-satunya, karena para kru redaksi juga punya kesibukan dan persoalan yang tak mungkin ditinggalkan. Selama ini kami bekerja dengan fikiran yang bercabang. Di mana semua persoalan harus ditangani, dan meminta tanggung jawab. Apalagi, sebagian besar dari kami merupakan para aktivis muda (jika boleh disebut begitu), yang juga punya tanggung jawab lain yang tak bisa dilepaskan begitu saja.
Sebenarnya, beginilah nasib menjadi media yang setengah-setengah: setengah bisnis (komersil) dan setengah lagi sebagai media perjuangan. Kami belum bisa menjadi media yang murni komersil 100% karena para kru belum siap ke arah itu. Tapi, kami selalu berusaha menuju ke arah tanpa menggadaikan idealisme kami.
Selain itu, kami akui manajemen media kami masih manajemen gotong royong. Artinya, tak semua orang bekerja dalam porsi yang sama. Selain itu, pembagian tugas yang merata, dan kadang-kadang yang tugas ditugaskan sering terbengkalai. Karena, tak semua kru kami punya background jurnalistik.
Karena itu, seiring dengan pindahnya kami ke kantor baru—selama ini kami menumpang di Kantor Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA)—secara perlahan kami ingin membenahi manajemen kami agar bisa berfungsi secara maksimal. Selain itu, kami juga akan banyak mengadakan training pembekalan untuk para wartawan kami yang banyak masih pada tahap belajar.
Namun, itu semua bukanlah persoalan, karena media baru memang seperti itu. Kita tak gampang mendapatkan apa yang kita harapkan. Kita mesti mencoba terus menerus dengan menjaga sikap konsistensi kita, khususnya dalam memberikan yang terbaik untuk para pembaca.
Pembaca yang budiman!
Awal Juli ini, kami redaksi SUWA menempati kantor Baru di seputaran Lamdingin. Di kantor baru, kami berharap ada suasana baru yang menghibur kami, sehingga kami bekerja dengan semangat yang baru. Selama ini, memang sulit bagi kami untuk berkembang karena bekerja di bawah suasana kondisi yang ramai, sehingga selalu tak pernah focus. Apalagi, tamu yang datang ke kantor SIRA setiap hari tak pernah berkurang. Diakui atau tidak, suasana keramaian seperti ini membuat konsentrasi kerja kita terpecah.
Tapi, itu bukan alasan yang dapat diterima, namun itulah yang terjadi. Jika anda mau kecewa kepada kami, silahkan. Anda berhak melakukannya. Tapi, kami berharap anda tidak membenci kami. Kami selalu berharap kami dapat diterima dengan dada yang lapang, bukan hanya oleh GAM, masyarakat kecil melainkan juga oleh orang-orang yang selalu menganggap kami memprovokasi keadaan.
Kami sama sekali bukan media provokasi, karena kami yakin, tak ada yang diuntungngan dengan provokasi-provokasi itu. Kami, hanya membuat anda tak terlena dengan buaian yang ada. Anda, harus tercerahkan. Karena itu, kami hadir kembali di hadapan pembaca. Kami tak pernah menyerah! (17/06/07)
Kami paham, anda sangat menanti kehadiran media ini. Kami juga paham, karena media yang anda nanti-nantikan tak lekas terbit. Lalu, anda kecewa. Muncul di benak anda, apakah SUWA tak terbit lagi? Pertanyaan seperti itu yang selama ini terus sampai ke hadapan kami, para kru SUWA.
Kami mohon, telah membuat anda, pembaca kami kecewa. Tapi, itu sama sekali tidak kami sengaja. Seperti sering kami sampaikan, bahwa tak semua awak SUWA focus kerja untuk SUWA, sebagian malah punya kesibukan sendiri-sendiri. Karena, saat media ini terbit sebelumnya, kami tak merangkul orang lain. Kami menggunakan orang dalam. Jadi, wajar jika mereka tak bisa focus untuk media ini.
Padahal, kami sudah komitmen untuk memanjakan pembaca kami. Tapi, apa boleh buat, kami belum bisa. Dengan keterbatasan SDM yang kami miliki, kami sangat kewalahan. Namun, itu bukan alasan satu-satunya, karena para kru redaksi juga punya kesibukan dan persoalan yang tak mungkin ditinggalkan. Selama ini kami bekerja dengan fikiran yang bercabang. Di mana semua persoalan harus ditangani, dan meminta tanggung jawab. Apalagi, sebagian besar dari kami merupakan para aktivis muda (jika boleh disebut begitu), yang juga punya tanggung jawab lain yang tak bisa dilepaskan begitu saja.
Sebenarnya, beginilah nasib menjadi media yang setengah-setengah: setengah bisnis (komersil) dan setengah lagi sebagai media perjuangan. Kami belum bisa menjadi media yang murni komersil 100% karena para kru belum siap ke arah itu. Tapi, kami selalu berusaha menuju ke arah tanpa menggadaikan idealisme kami.
Selain itu, kami akui manajemen media kami masih manajemen gotong royong. Artinya, tak semua orang bekerja dalam porsi yang sama. Selain itu, pembagian tugas yang merata, dan kadang-kadang yang tugas ditugaskan sering terbengkalai. Karena, tak semua kru kami punya background jurnalistik.
Karena itu, seiring dengan pindahnya kami ke kantor baru—selama ini kami menumpang di Kantor Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA)—secara perlahan kami ingin membenahi manajemen kami agar bisa berfungsi secara maksimal. Selain itu, kami juga akan banyak mengadakan training pembekalan untuk para wartawan kami yang banyak masih pada tahap belajar.
Namun, itu semua bukanlah persoalan, karena media baru memang seperti itu. Kita tak gampang mendapatkan apa yang kita harapkan. Kita mesti mencoba terus menerus dengan menjaga sikap konsistensi kita, khususnya dalam memberikan yang terbaik untuk para pembaca.
Pembaca yang budiman!
Awal Juli ini, kami redaksi SUWA menempati kantor Baru di seputaran Lamdingin. Di kantor baru, kami berharap ada suasana baru yang menghibur kami, sehingga kami bekerja dengan semangat yang baru. Selama ini, memang sulit bagi kami untuk berkembang karena bekerja di bawah suasana kondisi yang ramai, sehingga selalu tak pernah focus. Apalagi, tamu yang datang ke kantor SIRA setiap hari tak pernah berkurang. Diakui atau tidak, suasana keramaian seperti ini membuat konsentrasi kerja kita terpecah.
Tapi, itu bukan alasan yang dapat diterima, namun itulah yang terjadi. Jika anda mau kecewa kepada kami, silahkan. Anda berhak melakukannya. Tapi, kami berharap anda tidak membenci kami. Kami selalu berharap kami dapat diterima dengan dada yang lapang, bukan hanya oleh GAM, masyarakat kecil melainkan juga oleh orang-orang yang selalu menganggap kami memprovokasi keadaan.
Kami sama sekali bukan media provokasi, karena kami yakin, tak ada yang diuntungngan dengan provokasi-provokasi itu. Kami, hanya membuat anda tak terlena dengan buaian yang ada. Anda, harus tercerahkan. Karena itu, kami hadir kembali di hadapan pembaca. Kami tak pernah menyerah! (17/06/07)
Tags:
editorial