Don't judge a book by its cover. Saya yakin, kita sudah cukup sering mendengar ungkapan ini. Jangan nilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Penampilan tak pernah menunjukkan apa-apa, dan penampilan seringkali menyesatkan. Bagi sebagian orang, penampilan kadangkala hanya media untuk menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.
Saya punya teman, sebut saja namanya Si Pulan (nama samaran), orangnya biasa saja. Dia tak bekerja di kantor. Dia memang tak senang kerja kantoran. Penampilannya, sekilas memang mirip pengangguran. Tapi jika dalam frame kita pengangguran adalah berarti orang yang punya kerja di kantor, maka dia layak kita berita label penganggur. Pasalnya, tiap hari waktunya dihabiskan dengan nongkrong di warung kopi yang memiliki fasilitas wifi (Di Aceh sekarang ini rata-rata warung kopi punya koneksi internet). Dia lebih sering berada di depan laptop. Kerjanya kalau tidak sedang buka facebook, ya desain website atau menulis blog. Dia beruntung bisa berbahasa Inggris, meski sedikit.
Modal bahasa Inggris yang sedikit itulah yang membuatnya mampu menghasilkan kontens blog berbahasa Inggris. Dia juga menguasai sedikit tentang rahasia search engine optimization (SEO). Jadilah hari-harinya dihabiskan dengan menulis blog, terutama tentang isu-isu yang sedang hangat. Biasanya, tiap hari dia hanya menulis dua posting saja, pada pagi dan sore hari. Bahan tulisannya mengandalkan beberapa kata kunci (keyword) yang memiliki nilai bayaran tinggi (high paying). Awalnya, memang tak begitu menguntungkan, tetapi kini tiap bulan dia rata-rata mampu menghasilkan Rp4-6 juta. Dia pun lebih enjoy bekerja begini, tak harus masuk kantor dan tak terikat deadline!
Belakangan, blog atau kegiatan ngeblog sudah berkembang pesat, tak lagi sekedar tempat curhat pemiliknya. Ketika awal-awal muncul, blog memang lebih banyak berbentuk diary online, untuk membedakan dengan diary konvensional (dalam bentuk buku catatan). Namun, siapa sangka, blog yang digarap serius justru lebih dahsyat dan memiliki pengaruh besar untuk pembacanya. Sebut saja blog milik para jurnalis, editor atau milik para intelektual. Tak sedikit di antara blog-blog yang digarap serius ini menjadi referensi, serta menghasilkan keuntungan ganda untuk pemiliknya.
Banyak yang bertanya, apa sih untungnya ngeblog? Ini pertanyaan klasik dan kerap dijumpai di kehidupan nyata. Saya sendiri sering ditanya demikian, apalagi sejak tak lagi bekerja di media. Awalnya saya sendiri bingung menjawabnya, tapi karena sering kali ditanyakan, menjadi terbiasa. Tak banyak yang tahu bahwa blogger kini menjadi sebuah profesi yang sangat menghasilkan seperti profesi-profesi lain. Malah, ada yang rela menjadi full-blogger dan meninggalkan pekerjaan yang memberikan gaji bulanan secara tetap.
Ada tiga program di internet yang sering dijadikan para blogger sebagai tambang dollar. Pertama, program paid for review, di mana pemilik blog akan dibayar untuk setiap review produk yang ditulisnya. Cukup banyak website yang menyediakan pekerjaan review kepada para blogger seperti Review Me, Sponsored Review, dan lain-lain atau yang punya lokal, situs Idblognetwork. Bahkan beberapa blogger kondang digandeng khusus pemilik brand untuk menulis tentang produk terbaru mereka. Beberapa brand bahkan menggelar lomba review produk, dengan hadiah yang bikin ngiler. Saya sendiri baru dua kali menerima jobs review, keduanya dari brand Traveloka. Saya dihubungi melalui email dan ditawarkan untuk menulis artikel seperti biasa, tapi menyertakan link ke Traveloka. Untuk satu artikel sepanjang 500 kata, Saya dibayar Rp250.000. Kepada blogger yang mau mendapatkan jobs menulis, jangan lupa sertakan email agar mudah dihubungi.
Kedua, menjual link (text link ads), di mana pemilik blog akan dibayar untuk setiap link yang berhasil terjual. Biasanya untuk menerima program ini, blog kita haruslah cukup populer di Alexa, punya pagerank tinggi dan memiliki jumlah pengunjung yang melimpah tiap bulannya. Saya tidak begitu ahli soal menjual link ini, tetapi blog Saya ini pernah rutin mendapat bayaran dari Matomy SEO (dulunya bernama Text-Link-Ads). Itu pun hanya dua buah link. Untuk setiap link, Saya mendapatkan $5.00 via paypal, biasanya dibayar setiap awal bulan. Bagi yang ingin mendapatkan iklan dari TLA (Matomy SEO) usahakan agar rangking alexa dan pagerank blog cukup bagus, kemudian banyak-banyaklah menulis tentang teknologi. Ketiga, program pay per click (PPC). Ini produk yang cukup populer di kalangan blogger. Nama-nama beken seperti Google Adsense, Chitika, Adbrite, dan lain-lain menjadi ladang para blogger menambang dollar. Dulu sebelum Google Adsense support Bahasa Indonesia, para blogger Indonesia biasanya memanfaatkan jasa KumpulBlogger, Sitti, Idblognetwork atau AdsenseCamp.
Pertanyaan kita sekarang, apakah cuma itu saja keuntungan yang bisa diperoleh seorang blogger dari sebuah blog? Tidak juga. Kita pasti tahu Radityadika. Tulisan-tulisanya yang lucu dan kocak kemudian mengundang minat penerbit untuk menerbitkannya jadi buku. Sekarang Radityadika tak hanya dikenal sebagai blogger, melainkan juga penulis buku best-seller juga seorang pemain film. Selain Radityadika kita juga mengenal Diana Rikasari (28) pemilik blog Hot Chocolate & Mint. Dia gemar menulis, memotret model-model fashion kemudian menuliskannya di blog. Dia pun kemudian dikenal sebagai fashion blogger.
“Saya tertarik dengan fashion, dan blog adalah modal untuk melanjutkan ketertarikan ini. Saya tak menyebut blogger sebagai profesi. Namun saya memiliki profesi yang dimulai dari blogger, menjadi entrepreneur dan penulis seputar motivasi hidup di majalah,” katanya seperti dikutip sebuah situs online. Dari hobi ngeblog tentang fashion pula dia kemudian menjadi seorang wirausahawan dan sering dilamar menjadi penata busana dalam pembuatan film.
Dulu kita juga mengenal nama Trinity, seorang travel blogger. Hobinya jalan-jalan dan mengunjungi banyak tempat, lokal dan mancanegari dituangkan dalam sebuah blog, yang kemudian diangkat menjadi beberapa seri buku traveling terlaris di Indonesia, The Naked Traveler. Mengagumkan, bukan?
Mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan blog sebagai medium mengangkat dan membentuk brand, personal branding. Ya...kalau boleh sok keren, nama sebenarnya adalah sebuah merek! Melalui blog mereka menciptakan brand sendiri dan kemudian diterima oleh pembaca. Kita juga bisa mengikuti jejak mereka. Syaratnya, ya konsistensi!
Untuk sukses memang punya banyak tantangan dan rintangan. Semua profesi juga demikian. Meraih kesuksesan tak semulus tol Jagorawi atau selurus Jalan Teuku Umar Setui, bukan? Tapi, seorang pakar motivasi, Dale Carnegie, pernah mengatakan, “Orang jarang mencapai kesuksesan, kecuali orang tersebut mencintai apa yang mereka lakukan.” Nah, sebagai seorang blogger kita harus mencintai pekerjaan ngeblog dan menulis dengan sepenuh hati, meski pada awalnya janganlah menargetkan dulu yang muluk-muluk. Biarlah hasil akhir itu datang sendirinya kepada kita.
Belakangan, blog atau kegiatan ngeblog sudah berkembang pesat, tak lagi sekedar tempat curhat pemiliknya. Ketika awal-awal muncul, blog memang lebih banyak berbentuk diary online, untuk membedakan dengan diary konvensional (dalam bentuk buku catatan). Namun, siapa sangka, blog yang digarap serius justru lebih dahsyat dan memiliki pengaruh besar untuk pembacanya. Sebut saja blog milik para jurnalis, editor atau milik para intelektual. Tak sedikit di antara blog-blog yang digarap serius ini menjadi referensi, serta menghasilkan keuntungan ganda untuk pemiliknya.
Banyak yang bertanya, apa sih untungnya ngeblog? Ini pertanyaan klasik dan kerap dijumpai di kehidupan nyata. Saya sendiri sering ditanya demikian, apalagi sejak tak lagi bekerja di media. Awalnya saya sendiri bingung menjawabnya, tapi karena sering kali ditanyakan, menjadi terbiasa. Tak banyak yang tahu bahwa blogger kini menjadi sebuah profesi yang sangat menghasilkan seperti profesi-profesi lain. Malah, ada yang rela menjadi full-blogger dan meninggalkan pekerjaan yang memberikan gaji bulanan secara tetap.
Ada tiga program di internet yang sering dijadikan para blogger sebagai tambang dollar. Pertama, program paid for review, di mana pemilik blog akan dibayar untuk setiap review produk yang ditulisnya. Cukup banyak website yang menyediakan pekerjaan review kepada para blogger seperti Review Me, Sponsored Review, dan lain-lain atau yang punya lokal, situs Idblognetwork. Bahkan beberapa blogger kondang digandeng khusus pemilik brand untuk menulis tentang produk terbaru mereka. Beberapa brand bahkan menggelar lomba review produk, dengan hadiah yang bikin ngiler. Saya sendiri baru dua kali menerima jobs review, keduanya dari brand Traveloka. Saya dihubungi melalui email dan ditawarkan untuk menulis artikel seperti biasa, tapi menyertakan link ke Traveloka. Untuk satu artikel sepanjang 500 kata, Saya dibayar Rp250.000. Kepada blogger yang mau mendapatkan jobs menulis, jangan lupa sertakan email agar mudah dihubungi.
Kedua, menjual link (text link ads), di mana pemilik blog akan dibayar untuk setiap link yang berhasil terjual. Biasanya untuk menerima program ini, blog kita haruslah cukup populer di Alexa, punya pagerank tinggi dan memiliki jumlah pengunjung yang melimpah tiap bulannya. Saya tidak begitu ahli soal menjual link ini, tetapi blog Saya ini pernah rutin mendapat bayaran dari Matomy SEO (dulunya bernama Text-Link-Ads). Itu pun hanya dua buah link. Untuk setiap link, Saya mendapatkan $5.00 via paypal, biasanya dibayar setiap awal bulan. Bagi yang ingin mendapatkan iklan dari TLA (Matomy SEO) usahakan agar rangking alexa dan pagerank blog cukup bagus, kemudian banyak-banyaklah menulis tentang teknologi. Ketiga, program pay per click (PPC). Ini produk yang cukup populer di kalangan blogger. Nama-nama beken seperti Google Adsense, Chitika, Adbrite, dan lain-lain menjadi ladang para blogger menambang dollar. Dulu sebelum Google Adsense support Bahasa Indonesia, para blogger Indonesia biasanya memanfaatkan jasa KumpulBlogger, Sitti, Idblognetwork atau AdsenseCamp.
Pertanyaan kita sekarang, apakah cuma itu saja keuntungan yang bisa diperoleh seorang blogger dari sebuah blog? Tidak juga. Kita pasti tahu Radityadika. Tulisan-tulisanya yang lucu dan kocak kemudian mengundang minat penerbit untuk menerbitkannya jadi buku. Sekarang Radityadika tak hanya dikenal sebagai blogger, melainkan juga penulis buku best-seller juga seorang pemain film. Selain Radityadika kita juga mengenal Diana Rikasari (28) pemilik blog Hot Chocolate & Mint. Dia gemar menulis, memotret model-model fashion kemudian menuliskannya di blog. Dia pun kemudian dikenal sebagai fashion blogger.
“Saya tertarik dengan fashion, dan blog adalah modal untuk melanjutkan ketertarikan ini. Saya tak menyebut blogger sebagai profesi. Namun saya memiliki profesi yang dimulai dari blogger, menjadi entrepreneur dan penulis seputar motivasi hidup di majalah,” katanya seperti dikutip sebuah situs online. Dari hobi ngeblog tentang fashion pula dia kemudian menjadi seorang wirausahawan dan sering dilamar menjadi penata busana dalam pembuatan film.
Dulu kita juga mengenal nama Trinity, seorang travel blogger. Hobinya jalan-jalan dan mengunjungi banyak tempat, lokal dan mancanegari dituangkan dalam sebuah blog, yang kemudian diangkat menjadi beberapa seri buku traveling terlaris di Indonesia, The Naked Traveler. Mengagumkan, bukan?
Mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan blog sebagai medium mengangkat dan membentuk brand, personal branding. Ya...kalau boleh sok keren, nama sebenarnya adalah sebuah merek! Melalui blog mereka menciptakan brand sendiri dan kemudian diterima oleh pembaca. Kita juga bisa mengikuti jejak mereka. Syaratnya, ya konsistensi!
Untuk sukses memang punya banyak tantangan dan rintangan. Semua profesi juga demikian. Meraih kesuksesan tak semulus tol Jagorawi atau selurus Jalan Teuku Umar Setui, bukan? Tapi, seorang pakar motivasi, Dale Carnegie, pernah mengatakan, “Orang jarang mencapai kesuksesan, kecuali orang tersebut mencintai apa yang mereka lakukan.” Nah, sebagai seorang blogger kita harus mencintai pekerjaan ngeblog dan menulis dengan sepenuh hati, meski pada awalnya janganlah menargetkan dulu yang muluk-muluk. Biarlah hasil akhir itu datang sendirinya kepada kita.
Nah, mari kita tulis brand kita sendiri! Jangan dulu muluk-muluk dan memimpikan keuntungan macam-macam. Jangan dulu berangan-angan bahwa dengan ngeblog kita akan sukses dan memperoleh manfaat, melainkan, kita fokus saja menulis dan menulis serta mengembangkan diri dengan banyak membaca dan mempelajari hal-hal baru. Biarlah nanti pembaca yang akan menilai dan memberi apreasiasi atas karya kita. Bentangkan jalan dan cita-cita bahwa apa yang kita tulis di blog hari ini nantinya akan menghasilkan buku dan buku. Sukses hanya hasil sampingan dari konsistensi kita menulis blog. Semoga!
Tags:
internet