Adu Kuat Jokowi dan Prabowo di Sosial Media

Peta kekuatan dua kandidat Calon Presiden (Capres) 2014, Joko Widodo dan Prabowo Subianto cukup mudah diketahui. Boleh disebut, posisi keduanya seimbang. Joko Widodo diback-up secara besar-besaran oleh Metro TV dan media cetak jaringan Media Group plus Jawa Pos, sementara Prabowo Subianto dapat sokongan penuh dari TV One dan MNC Group. Kalau dilihat sekilas, Joko Widodo sedang dikeroyok di televisi, tetapi dukungan dana kampanye dari rakyat yang sangat besar, minimal Joko Widodo bisa mengimbanginya dengan iklan, seperti sudah mulai dilakukan.

Twitter Joko Widodo
Selain itu, Joko Widodo mendapat berkah sebagai ‘media darling’ minimal dari media yang sedikit lebih netral, seperti Kompas dan Tempo. Berkah ‘media darling’ ini penting terutama untuk terus menjaga elektabilitas dan popularitas, sekalipun sudah sedikit berkurang setahun belakangan ini. Akan tetapi, hal itu cukup bagi Joko Widodo sebagai modal sosial, seperti yang pernah dinikmati oleh Barack Obama pada Pilpres 2008 silam.

Fenomena kemunculan Capres 2014 Joko Widodo hampir mirip dengan Barack Obama. Selain sama-sama tergolong pemimpin muda, kehadiran mereka menghadirkan dinamika baru dalam perjalanan politik. Barack Obama, misalnya, namanya mampu menjelma sebagai sebuah merek yang kuat ketika itu. Obama bahkan mampu memberi harapan baru kepada rakyat Amerika untuk antusias memberi dukungan kepadanya. Politik kembali menjadi bergairah. Chairman DDB Worldwide, Keith Reinhard menyimpulkan bahwa ‘Barack Obama is three things you want in a brand: new, different, and attractive’.

Twitter Prabowo Subianto
Melihat sepak-terjang Joko Widodo, kita berani bertaruh bahwa kehadirannya di panggung politik membawa harapan baru kepada dia. Kenapa? Dia baru, dia berbeda dan dia menarik. Maka wajar, sejak di Solo dia sudah menjadi ‘media darling’ dan terus terawat selama di Jakarta. Karena beda kepentingan politik dengan beberapa pemilik media yang politisi, secara perlahan-lahan Joko Widodo mulai diblok oleh media-media tersebut. Tapi, mantan Walikota Solo itu tetaplah menarik dan fenomenal. Dia politisi yang cukup natural.

Lalu, bagaimana dengan kekuatan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di sosial media? Mari kita lihat popularitas akun keduanya di Twitter. Kenapa cuma Twitter? Karena saat menulis posting ini Saya belum menemukan akun Facebook Joko Widodo, kecuali akun yang dikelola para relawan. Tak mungkin kita membandingkan akun Facebook Prabowo Subianto dengan akun relawan Joko Widodo.

Kekuatan di Twitter
Kicauan Capres
Kita patut bangga, bahwa kedua Calon Presiden kita ini memiliki akun Twitter yang sudah verified (terverifikasi). Artinya, pengguna akun tersebut benar-benar milik yang bersangkutan dan sudah terverifikasi. Untuk diketahui, bagi pengguna kebanyakan sangat sulit untuk mendapatkan status verified, kecuali kita public figure atau orang terkenal (keluarga Presiden Susilo Bambong Yudhoyono, termasuk yang sudah mendapat status verified. Bagaimana bisa? Hanya pihak Twitter dan Presiden SBY yang tahu).

Prabowo Subianto mulai bergabung dan membuka akun twitter @Prabowo08 pada Mei 2009. Di bio tersebut memasang sebuah hastag #SelamatkanIndonesia. Akun yang sudah berusia lima tahun tersebut memiliki 809.509 (810K) followers (pengikut) dengan mengikuti (following) 2.020 akun. Hingga kini, Prabowo sudah berkicau sebanyak 7907 (saat posting ini ditulis) dan memposting 335 foto/video.

Lalu, sejauhmana pengaruh akun Twitter Prabowo Subianto terhadap para pengikutnya? Saya ambil sampel kicauan (tweet) sewaktu deklarasi pencapresan pada 19 Mei 2014 lalu. Pertama, akun @Prabowo08 men-tweet soal kelengkapan dokumen: “Semua dokumen pendaftaran sudah lengkap. Saya mohon doa' dan dukungan sahabat, untuk bersama #SelamatkanIndonesia.” Tweet yang disertai foto Prabowo sedang menandatangani dokumen tersebut di-retweet (RT) sebanyak 1.031 (1K) kali oleh pengikutnya, dan 319 di antaranya dijadikan sebagai favorit. Jumlah RT dan favorit ini termasuk tinggi untuk ukuran di Indonesia.

 Kedua, kicatau (tweet) “#SelamatkanIndonesia agar NKRI benar-benar berdaulat secara politik, daulat secara ekonomi, berwibawa, sejajar dengan bangsa-bangsa dunia.” Sambungan tweet di atas ini di-retweet (RT) sebanyak 1.212 (1,2K) dengan 225 di antaranya dijadikan sebagai favorit.

Ketiga, kicauan (tweet) “Sahabat, tadi siang saya telah deklarasikan niat saya untuk berjuang #SelamatkanIndonesia bersama bung @HattaRajasa.” Di banding dua kicauan sebelumnya, kicauan yang menyisipkan foto di arena deklarasi di Rumah Polonia Jakarta Timur ini mendapatkan jumlah RT yang rendah, hanya 551 yang RT plus 204 yang menjadikannya sebagai kicauan favorit. Padahal, dalam kicauan ini Prabowo mengabarkan kepada para pengikut dan pendukungnya bahwa dirinya dan Hatta Rajasa sudah resmi maju sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden periode 2014-2019.

Joko Widodo boleh dibilang sebagai junior Prabowo Subianto di dunia Twitter. Mantan Walikota Solo ini mulai bergabung dan membuka akun Twitter @Jokowi_do2 pada September 2011 silam. Sekalipun terbilang junior, namun dalam hal pengikut, Gubernur DKI Jakarta ini jauh lebih populer dibandingkan Prabowo Subianto di Twitter. Joko Widodo tidak mengikuti (following) siapa pun di Twitter, tetapi memiliki jumlah pengikut yang cukup besar mencapai 1,524,877 (1,5M). Sejak aktif pada 2011 lalu, Joko Widodo sudah memposting 900 kicauan dan 21 foto/video.

Pada hari deklarasi sebagai Capres-Cawapres 19 Mei 2014 di Gedung Joang, Joko Widodo cuma berkicau sekali saja, yaitu “Allhamdullilah...akhirnya pada hari ini Bpk. Jusuf Kalla berkenan mendampingi saya sebagai Cawapres untuk membangun Negeri kita tercinta.” Kicauan ini di-retweet (RT) sebanyak 3.477 (3,4K) kali dan 859 di antaranya dijadikan sebagai kicauan favorit oleh pengikut dan pengguna Twitter. Secara umum, setiap kicauan Joko Widodo di-RT oleh lebih seribu kali. Hal ini menunjukkan, bahwa di Twitter Joko Widodo mampu mengalahkan Prabowo Subianto.

Lalu, bagaimana kekuatan di dunia nyata? Kita tunggu tanggal mainnya pada 9 Juli 2014 nanti. Selamat menentukan pilihan. Jangan salah pilih. Sebab, kalau salah pilih selama 5 tahun kita gadaikan negara ini ke tangan orang yang salah!

Post a Comment

Previous Post Next Post