Kisah Direktur Bank dengan Pembawa Acara

Di sebuah acara peluncuran salah satu produk bank yang digelar secara meriah di sebuah hotel, seorang pembawa acara yang juga presenter kenamaan, menyanjung tinggi-tinggi direktur bank sebagai pribadi luar biasa. Katanya, sang direktur bank punya kemampuan leadership karena mampu membawa bank tersebut maju seperti sekarang. Cabangnya hadir hingga ke tingkat kecamatan dengan jumlah nasabah dari tahun ke tahun terus bertambah. Si pembawa acara dengan tanpa malu-malu memuji bahwa berkat beliaulah bank tersebut maju seperti sekarang.

Pengantar yang seharusnya berlangsung singkat itu menyita waktu hingga lebih 30 menit dan para undangan seperti bosan mendengarnya. Padahal, berdasarkan jadwal, ini sudah waktunya direktur bank berbicara dan memberikan sambutannya. Beberapa tamu undangan bahkan sudah mulai mengantuk dan sebagian lagi sibuk memainkan smartphone miliknya.

Akhirnya, setelah lama ditunggu, pembaca acara itu mempersilahkan direktur bank itu memberi sambutan. Saat direktur bank berjalan ke podium untuk memberi sambutan, tepuk tangan tamu undangan terdengar meriah. Seusai memberi salam, direktur bank itu memulai sebuah cerita.

Katanya, sebelum Thomas Alva Edison menemukan lampu listrik tahun 1879, sebenarnya sang ilmuan itu sudah terlebih dahulu menemukan sebuah mesin bicara yang dikenal dengan gramoson pada tahun 1877.

Pada sebuah pertemuan untuk menghormati penemuan mesin bicara oleh Edison itu, seseorang memperkenalkan siapa Edison. Pidato pengantarnya sangat panjang dan bertele-tele. Para pendengar melihat bahwa pembicara seperti tidak bisa behenti (dalam bahasa komputer, ia tidak bisa exit).

Setelah pemberi pengantar, kata direktur bank, sang penemu yaitu Edison dipanggil untuk memberikan pidato singkat. Ia memulai pidatonya dengan berkata, Saya menghaturkan terima kasih kepada bapak (pembicara sebelumnya) atas segala pujiannya. Tetapi saya ingin memberikan koreksi. Tuhanlah yang menciptakan mesin bicara. Saya hanyalah orang yang pertama kali menemukan mesin bicara yang bisa saya suruh diam.

Si direktur bank bahwa itu sebuah cerita yang baik dan menginspirasi kita semua. Sekali lagi para tamu undangan bertepuk tangan secara meriah. Sementara si pembawa acara, tertangkap kamera, menunduk malu. []

Note: Terinspirasi dari sebuah cerita humor, tapi lupa di mana bacanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post