18 Hari, 22 Tulisan. Kedengarannya
ini biasa-biasa saja. Tak ada hal yang luar biasa. Karena ada orang, mungkin saja,
bisa menghasilkan tulisan lebih banyak lagi. Tapi, bagi saya, selama 18 hari
mampu menulis 22 tulisan, tentu sudah luar biasa. Tak jadi soal apakah tulisan
tersebut super-serius atau terkesan biasa-biasa saja. Intinya ada pada
konsistensi, dalam menulis.
Setidaknya, hal ini yang saya rasakan selama menerima tantangan menulis satu tulisan tiap hari selama 30 hari. Bagi saya, inilah kesempatan untuk memulihkan kembali semangat menulis yang sempat menurun. Untuk terus produktif menulis, kita perlu berlatih, berlatih dan terus berlatih menulis. Semakin banyak berlatih, kita semakin tahu di mana letak kelemahan tulisan-tulisan kita, kita juga akan sekuat tenaga terus memperbaharui tulisan. Selain itu, kita menjadi terbiasa menulis.
Setidaknya, hal ini yang saya rasakan selama menerima tantangan menulis satu tulisan tiap hari selama 30 hari. Bagi saya, inilah kesempatan untuk memulihkan kembali semangat menulis yang sempat menurun. Untuk terus produktif menulis, kita perlu berlatih, berlatih dan terus berlatih menulis. Semakin banyak berlatih, kita semakin tahu di mana letak kelemahan tulisan-tulisan kita, kita juga akan sekuat tenaga terus memperbaharui tulisan. Selain itu, kita menjadi terbiasa menulis.
Tidak gampang memang menulis setiap hari. Ide kita sangat terbatas. Lalu
bagaimana caranya agar kita terus menulis? Inilah tantangan yang sebenarnya,
bagaimana caranya agar kita tak pernah kekeringan ide. Salah satu caranya, kita
harus memperbanyak membaca tulisan orang, banyak baca buku atau membaca berita.
Kita juga banyak melakukan riset, banyak mengamati lingkungan di sekitar kita
atau merenung. Dari itulah lahir ide untuk terus menulis.
Membaca buku dan tulisan orang itu penting. Selain memperkaya bahasa, juga
menambah pengetahuan. James Baldwin, pernah mengatakan, “Saat Anda menulis,
Anda mencoba mencari tahu sesuatu yang Anda tidak tahu.” Apa yang disampaikan
Baldwin tepat sekali. Ketika kita menulis suatu masalah, dan pengetahuan kita
tentang masalah yang akan kita tulis itu terbatas, otomatis kita akan mencari
referensi, riset pustaka atau mencari tulisan orang yang pernah menulis masalah
serupa. Dari situlah, kita belajar dan memahami masalah yang ingin kita tulis.
Pemahaman dan pengetahuan kita pun bertambah.
Selama 18 hari mengikuti tantangan menulis satu tulisan tiap hari yang
digelar selama 30 hari oleh blogdetik, saya kini menjadi semakin rajin menulis.
Hasilnya, dalam rentang waktu 18 hari, saya mampu menghasilkan 22 tulisan.
Sementara tak sedikit orang yang mengeluh tidak mampu menghasilkan satu pun
tulisan selama seminggu atau sebulan. Padahal, mereka bercita-cita menjadi
penulis produktif. Untuk orang begini, Jackie Collins memberi nasehat, “Jika
Anda ingin menjadi seorang penulis: berhenti bicara tentang hal itu, duduklah,
dan tulis!”
- Setelah Delapan Tahun Perdamaian
- Seandainya Tuhan Menerima Semua Doa Caleg
- Blog, Engine dan Meaning
- Bagaimana Agar Blog Menguntungkan
- Deadline untuk Seorang Blogger
- Tips Menghasilkan $180 Per Bulan dari Blog
- Agar Ngeblog Itu Jadi Gampang
- Headline Saja Tidak Cukup, Loh!
- Sisi Manusiawi Jokowi
- Agama Not for Sale
- Setahun Dua Buku, Gampang Kok!
- Kiat Menjual Tulisan ke Media
- Saat Blogger Menuhankan Trafik
- Bintang Iklan yang Tak Dibayar
- Nama Kita adalah Sebuah Merek
- Jangan Pernah Hilang Ide
- Perkara dan Alasan Kopdar Blogger Nusantara
- Tips Agar Tulisan Dikomentari Orang
Bayangkan, jika terus produktif menulis tiap hari, berarti selama setahun saya bisa menghasilkan 360 judul tulisan. Kalau mau dijadikan buku, berarti setahun saya bisa menghasilkan 2-4 buku. Bagaimana dengan Anda, tertarik mencoba menulis satu tulisan setiap hari? Kata William Shakespeare, "Kalau Anda ingin dikenang setelah kematian Anda, maka menulislah!" []
Tags:
Arsip