Tanggal 23 April diperingati sebagai hari buku dan hak cipta sedunia (World Book and Copyright Day) atau lebih dikenal dengan International Day of the Book atau World Book Days. Seorang penjual buku di Spanyol merayakan pertama kalinya pada tahun 1923 untuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang penulis yang meninggal pada hari itu (Wikipedia).
Terkait peringatan hari buku sedunia tersebut, Saya pun tertarik menulis kembali Tips Sederhana Membaca Buku. Awalnya, posting ini sudah pernah dipublikasikan di sebuah blog saya di Blogdetik. Karena posting ini sangat relevan dan masih aktual untuk dibaca, maka saya posting kembali di blog sederhana ini untuk menjaring pembaca secara lebih luas.
Kalau kita tanya pada penulis, "Senang baca buku, kan?" Jawabannya, pasti "Ya dong, kan penulis." Tapi membaca buku bukan hanya monopoli penulis saja, bukan? Karena ada juga yang senang baca buku, tapi tak suka menulis.
Khusus untuk penulis, membaca buku itu wajib dan perlu. Bagaimana dapat jadi penulis hebat kalau baca buku saja malas. Apalagi, dewasa ini baca buku sudah menjadi semacam gaya hidup. Lahirnya gadget seperti iPad, Galaxy Tab atau Kindle Fire, membuat pengalaman baca buku juga ikut berubah. Membaca buku (buku versi ebook) menjadi mudah dan gampang. Tak perlu lagi harus bawa-bawa buku dalam bentuk fisik. Pokoknya, baca buku sekarang seru deh.
Lalu, bagaimana caranya agar cepat memahami sebuah buku, kalau perlu dalam sekali baca? Wah, ini sih tak gampang. Hanya orang tertentu saja yang mampu memahami sebuah buku dalam sekali baca. Saya kira Gur Dur bisa masuk dalam kategori ini, yang di masa mudanya terkenal sabagai kutu buku. Sejak kecil, Dia banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku, terutama buku-buku filsafat barat. Tak heran jika pengetahuan Gus Dur cukup luas, merambah berbagai bidang pengetahuan.
Kita pun sebenarnya mampu memahami sebuah buku dengan hanya sekali baca. Artinya tak hanya orang-orang dengan bakat istimewa seperti Gus Dur saja yang bisa melakukannya. Kita juga bisa. Ini penting, misalnya, saat butuh bahan sebagai referensi dari buku tersebut, kita tak perlu membacanya kembali dari awal. Bagaimana caranya?
Pertama, baca resensi dan sinopsis buku tersebut. Saat kita membeli sebuah buku baru, selayaknya kita membaca dulu resensi yang banyak tersedia di internet. Sebelum kita membeli buku itu pasti kita sudah mendapatkan informasi tentang isinya, baik itu karena rekomendasi oleh teman, membaca resensinya di media atau bahkan dari sebuah iklan di koran. Nah, langkah pertama untuk memahami buku tersebut, kelemahan dan kelebihannya, dapat kita ketahui dari resensinya.
Kedua, baca pengantar penulisnya. Tak ada cara yang lebih gampang memahami buku kecuali mengetahuinya dari sang penulis. Pada kata pengantar, seorang penulis, biasanya pasti mengungkapkan alasan kenapa dia menulis buku tersebut, harapan untuk pembaca buku, dan alasan kenapa buku tersebut penting dibaca. Membaca kata pengantar dari sang penulis tersebut, kita menjadi paham bagaimana sudut pandang sang penulisnya, terutama terkait masalah yang diulas dalam bukunya.
Ketiga, melihat daftar isi. Ada kalanya, kita tak perlu membaca seluruh isi buku. Kadang cukup membaca beberapa bagian saja, dan kita sudah memahami isi buku tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui mana bagian-bagian yang penting, biasanya terlihat dari daftar isi. Meskipun daftar isi terlihat tak penting, tetapi sesekali kita perlu membacanya secara teliti. Ini yang biasa saya lakukan tiap ingin membaca buku baru. Sangat jarang saya membaca dari A sampai Z, kadang hanya berdasarkan BAB tertentu yang saya baca dari daftar isi.
Keempat, sebelum benar-benar serius larut dalam membaca buku, ada baiknya membaca sekilas sinopsis (ringkasan isi buku) yang berada di sampul belakang. Beberapa masalah penting yang dibahas dalam sebuah buku biasanya ditulis dalam bentuk ringkasannya di sampul belakang. Taruhlah itu sebagai kesimpulan dari keseluruhan isi. Jadi, sesekali cobalah membacanya. Setelah melihat cover depan, baliklah dengan membaca apa yang tertulis di sampul belakang.
Kelima, jangan lupa tandai bagian penting dari isi buku. Saat membaca buku, sediakan stabilo berwarna, untuk menandai poin-poin penting yang baru saja anda baca. Saat menemukan sesuatu yang menurut anda penting, jangan lewatkan begitu saja, tapi usahakan untuk menandainya dengan stabilo. Hal ini kadang-kadang akan mengganggu kelancaran anda membaca, tapi hanya sebentar saja. Anggap saja, kita membaca buku tidak seperti orang naik kereta api yang ingin segera tiba di tujuan. Kita membaca buku bukan karena ingin segera tiba di halaman terakhir, tetapi bagaimana memahami isi buku tersebut secara keseluruhan.
Ini penting, karena ketika kita membutuhkan referensi, kita tidak perlu membaca kembali buku tersebut dari halaman pertama sampai terakhir, apalagi jika hanya untuk mencari sesuatu yang menurut anda penting sebagai referensi. Nah, dengan menandainya menggunakan stabilo, kita hanya perlu mencari halaman (kata-kata) yang sudah kita tandai. Gampang, bukan! Jadi, baca buku cukup sekali saja. Saya yakin, pembaca punya Tips yang jauh lebih menarik dari apa yang saya paparkan di atas. Yuk bagi di kolom komentar. Terima kasih []
Terkait peringatan hari buku sedunia tersebut, Saya pun tertarik menulis kembali Tips Sederhana Membaca Buku. Awalnya, posting ini sudah pernah dipublikasikan di sebuah blog saya di Blogdetik. Karena posting ini sangat relevan dan masih aktual untuk dibaca, maka saya posting kembali di blog sederhana ini untuk menjaring pembaca secara lebih luas.
Kalau kita tanya pada penulis, "Senang baca buku, kan?" Jawabannya, pasti "Ya dong, kan penulis." Tapi membaca buku bukan hanya monopoli penulis saja, bukan? Karena ada juga yang senang baca buku, tapi tak suka menulis.
Khusus untuk penulis, membaca buku itu wajib dan perlu. Bagaimana dapat jadi penulis hebat kalau baca buku saja malas. Apalagi, dewasa ini baca buku sudah menjadi semacam gaya hidup. Lahirnya gadget seperti iPad, Galaxy Tab atau Kindle Fire, membuat pengalaman baca buku juga ikut berubah. Membaca buku (buku versi ebook) menjadi mudah dan gampang. Tak perlu lagi harus bawa-bawa buku dalam bentuk fisik. Pokoknya, baca buku sekarang seru deh.
Lalu, bagaimana caranya agar cepat memahami sebuah buku, kalau perlu dalam sekali baca? Wah, ini sih tak gampang. Hanya orang tertentu saja yang mampu memahami sebuah buku dalam sekali baca. Saya kira Gur Dur bisa masuk dalam kategori ini, yang di masa mudanya terkenal sabagai kutu buku. Sejak kecil, Dia banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku, terutama buku-buku filsafat barat. Tak heran jika pengetahuan Gus Dur cukup luas, merambah berbagai bidang pengetahuan.
Kita pun sebenarnya mampu memahami sebuah buku dengan hanya sekali baca. Artinya tak hanya orang-orang dengan bakat istimewa seperti Gus Dur saja yang bisa melakukannya. Kita juga bisa. Ini penting, misalnya, saat butuh bahan sebagai referensi dari buku tersebut, kita tak perlu membacanya kembali dari awal. Bagaimana caranya?
Pertama, baca resensi dan sinopsis buku tersebut. Saat kita membeli sebuah buku baru, selayaknya kita membaca dulu resensi yang banyak tersedia di internet. Sebelum kita membeli buku itu pasti kita sudah mendapatkan informasi tentang isinya, baik itu karena rekomendasi oleh teman, membaca resensinya di media atau bahkan dari sebuah iklan di koran. Nah, langkah pertama untuk memahami buku tersebut, kelemahan dan kelebihannya, dapat kita ketahui dari resensinya.
Kedua, baca pengantar penulisnya. Tak ada cara yang lebih gampang memahami buku kecuali mengetahuinya dari sang penulis. Pada kata pengantar, seorang penulis, biasanya pasti mengungkapkan alasan kenapa dia menulis buku tersebut, harapan untuk pembaca buku, dan alasan kenapa buku tersebut penting dibaca. Membaca kata pengantar dari sang penulis tersebut, kita menjadi paham bagaimana sudut pandang sang penulisnya, terutama terkait masalah yang diulas dalam bukunya.
Ketiga, melihat daftar isi. Ada kalanya, kita tak perlu membaca seluruh isi buku. Kadang cukup membaca beberapa bagian saja, dan kita sudah memahami isi buku tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui mana bagian-bagian yang penting, biasanya terlihat dari daftar isi. Meskipun daftar isi terlihat tak penting, tetapi sesekali kita perlu membacanya secara teliti. Ini yang biasa saya lakukan tiap ingin membaca buku baru. Sangat jarang saya membaca dari A sampai Z, kadang hanya berdasarkan BAB tertentu yang saya baca dari daftar isi.
Keempat, sebelum benar-benar serius larut dalam membaca buku, ada baiknya membaca sekilas sinopsis (ringkasan isi buku) yang berada di sampul belakang. Beberapa masalah penting yang dibahas dalam sebuah buku biasanya ditulis dalam bentuk ringkasannya di sampul belakang. Taruhlah itu sebagai kesimpulan dari keseluruhan isi. Jadi, sesekali cobalah membacanya. Setelah melihat cover depan, baliklah dengan membaca apa yang tertulis di sampul belakang.
Kelima, jangan lupa tandai bagian penting dari isi buku. Saat membaca buku, sediakan stabilo berwarna, untuk menandai poin-poin penting yang baru saja anda baca. Saat menemukan sesuatu yang menurut anda penting, jangan lewatkan begitu saja, tapi usahakan untuk menandainya dengan stabilo. Hal ini kadang-kadang akan mengganggu kelancaran anda membaca, tapi hanya sebentar saja. Anggap saja, kita membaca buku tidak seperti orang naik kereta api yang ingin segera tiba di tujuan. Kita membaca buku bukan karena ingin segera tiba di halaman terakhir, tetapi bagaimana memahami isi buku tersebut secara keseluruhan.
Ini penting, karena ketika kita membutuhkan referensi, kita tidak perlu membaca kembali buku tersebut dari halaman pertama sampai terakhir, apalagi jika hanya untuk mencari sesuatu yang menurut anda penting sebagai referensi. Nah, dengan menandainya menggunakan stabilo, kita hanya perlu mencari halaman (kata-kata) yang sudah kita tandai. Gampang, bukan! Jadi, baca buku cukup sekali saja. Saya yakin, pembaca punya Tips yang jauh lebih menarik dari apa yang saya paparkan di atas. Yuk bagi di kolom komentar. Terima kasih []
Tags:
Tips