Kepeloporan
Belanda di dunia pendidikan tak perlu diragukan lagi. Universitas-universitas
di Belanda termasuk dalam peringkat 10 di antara 200 perguruan terbaik di
dunia. Beberapa universitas yang layak dicatat di antaranya, Leiden University, Utrecht University,
University of Amsterdam, University of Groningen (untuk universitas riset);
Amsterdam School of the Arts, Business
School of Amsterdam (untuk universitas terapan), dan sebagainya.
Bahkan, pada
tahun 2011, sebanyak 12 universitas di Belanda masuk dalam peringkat 200 besar
daftar perguruan tertinggi di dunia. Daya tarik dunia pendidikan di Belanda tak
terlepas dari keberadaan beberapa museum. Nama-nama museum itu sangat harum ke
seluruh dunia, seperti Museum Leiden, Bronbeek, Tropen dan lain-lain.
Museum-museum di Belanda menjadi destinasi dan tempat para ilmuan menggali
rujukan sejarah
Saya beruntung
bisa melihat negeri Belanda dari dekat, terutama bisa mengunjungi Museum
Bronbeek di Arhem, Belanda pada 27 Juli 2010 silam. Selain menyimpan banyak
benda-benda bersejarah, museum Bronbeek menjadi istimewa karena terdapat 43
veteran perang. Dari mereka pula kita bisa memperoleh cerita-cerita seputar
perang di Nusantara. Mereka dengan senang hati mau berbagi kisah hidup serta
pengalaman perang yang mereka alami sewaktu menjadi tentara kolonial dulunya.
Tak mengherankan
jika negeri berpenduduk lebih kurang 8 juta orang itu mulai diperhitungkan
sebagai kiblat kemajuan dan pusat pendidikan. Hal itu pula yang menyebabkan museum-museum
di Belanda ramai dikunjungi para peneliti, pelajar, mahasiswa dan professor
dari seluruh dunia.
Museum Bronbeek ini termasuk salah satu museum tertua di Belanda. Pengelola atau conservator museum, Drs. Hans van den Akker menyebutkan, usia museum yang sering disebut Museum Perang ini sudah 150 tahun, sejak pertama kali dibangun oleh Raja Willem III tahun 1863.
Willem atau
Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk van Oranje-Nassau, lahir di Brussels,
Belgia, 17 Februari 1817 merupakan Raja Belanda dan Grand-Ducal House of
Luxembourg. Pada 23 November 1890, dia meninggal (pada umur 73 tahun) dan
mewariskan tahta kepada putrinya, Wilhelmina (ketika itu baru berumur 10 tahun).
Menurut Hans,
Raja Willem III membangun museum ini untuk mengenang pasukan setianya, KNIL
sebagai penghormatan atas jasa mereka. Nama Bronbeek diberikan karena “di lokasi dibangun museum ini dulunya
terdapat sungai kecil asli (bukan sungai buatan),” kata Hans. Dalam bahasa
Belanda, Bronbeek berarti aliran air/sungai kecil.
Referensi:
http://jumpueng.blogspot.com/2011/05/belanda-yang-lain.html
----- > Tulisan ini merupakan edisi pendek (hasil revisi) untuk lomba Kompetiblog 2013 dari tulisan sebelumnya http://jumpueng.blogspot.com/2013/05/aceh-willem-iii-dan-bronbeek.html yang menurut admin kompetiblog terlalu panjang (syarat tulisan tak lebih dari 500 kata).
----- > Tulisan ini merupakan edisi pendek (hasil revisi) untuk lomba Kompetiblog 2013 dari tulisan sebelumnya http://jumpueng.blogspot.com/2013/05/aceh-willem-iii-dan-bronbeek.html yang menurut admin kompetiblog terlalu panjang (syarat tulisan tak lebih dari 500 kata).
Tags:
Traveling